Cerpen Karangan : Faisal Ramadhan
Duuarrr!!!
Terdengar suara petir menyambar memenuhi seisi ruangan kamarku, membuatku terus terjaga dari tidurku. Dinginnya udara malam masuk melewati celah di jendela, menusuk hingga ke tulang rusukku. Ku lihat jam sudah menunjukkan pukul 12.00, susah untuk tidur. Kemudian aku bangkit dari meja belajarku dan berjalan menuju jendela di belakangku. “Gelap sekali malam ini, apakah akan turun hujan.” pikirku dalam hati.
Duuarrr!!!
Sekali lagi terdengar suara petir menyambar menimbulkan kilatan cahaya di balik jendela. Sesat aku melamun, aku mendengar seperti suara pintu yang terbuka secara perlahan, aku menoleh ke belakang ternyata pintu lemari bajuku yang terbuka. “Dasar angin, bikin kaget saja!” Umpatku dalam hati.
Aku pun berjalan menuju pintu lemari yang terbuka, saat aku mencoba hendak menutup pintu samar-samar terdengar ada suara di balik baju-bajuku yang tergantung di dalam lemari. Rasa takut sekaligus penasaran seperti menghipnotisku utuk membuka satu persatu baju-bajuku, secara perlahan aku mencoba membuka baju-bajuku mencari arah sumber dari suara tersebut, saat pada bajuku yang ketiga tiba-tiba…
Meeeeoonnggg!! Sontak aku kaget dan terjatuh ke belakang.
“sialan, dasar kucing edan..” Napasku tersengal-sengal terasa berat karena takut sekaligus kaget.
“sialan, dasar kucing edan..” Napasku tersengal-sengal terasa berat karena takut sekaligus kaget.
Aku berdiri dan menutup pintu lemari bajuku, kemudian aku menuju kamar mandi untuk mencuci muka. “Akhirnya seger kembali, dasar kucing sial!” umpatku dalam hati.
Saat aku ke luar dari kamar mandi, aku melihat sosok perempuan sedang duduk di kursi meja belajarku seperti sedang menulis sesuatu. Aku tidak bisa melihat dengan jelas, karena lampu kamar memang sengaja aku matikan dan hanya lampu di tempat meja belajarku yang masih menyala. “Kakak lagi ngapain di kamarku?” Tanyaku penuh keheranan. Saat aku menyalakan lampu, sontak aku kaget karena sosok tadi tiba-tiba menghilang dari pandanganku. Panas dingin menjalar ke seluruh tubuhku, saat aku merasakan ada seseorang di belakangku. Saat aku membalikkan badan….
“Arrggghhh, setan!!! Ada setan!!” Teriaku sejadi-jadinya.
“Rudi, Rudi kamu tidur yah? Berangsur-angsur aku mendengar seseorang memanggil namaku. “Ibu paling gak suka kalau ada yang tidur saat perlajaran Ibu.”
“Rudi, Rudi kamu tidur yah? Berangsur-angsur aku mendengar seseorang memanggil namaku. “Ibu paling gak suka kalau ada yang tidur saat perlajaran Ibu.”
Perlahan mataku terbuka, aku melihat sekelilingku orang-orang tertawa melihatku. Aku memegangi kepalaku yang agak pusing, perlahan kesadaranku pun pulih. “kok aku berada di kelas….” aku mencoba berpikir untuk mencerna apa yang telah terjadi. “Malah ngelamun, cepat kamu cuci muka ke kamar mandi! Kata wanita di depanku yang ku ketahui adalah guru matematikaku.
“Ahhh!! seger sekali, sialan ternyata hanya mimpi.”
Selesai dari kamar mandi, aku bergegas kembali ke kelas. Akhinya pelajaran pun berakhir dengan bunyinya bel sekolah, para siswa berhamburan ke luar kelas untuk langsung pulang ke rumah. Namun tidak denganku yang kena hukuman harus membersihkan ruangan kelas sendiri karena tidur pada saat pelajaran tadi. “Akhirnya selesai, sekarang hanya tinggal mengunci pintu dan bergegas pulang!”
Saat aku dalam perjalanan pulang menuju, aku melihat pintu gudang terbuka. “perasaan tuh pintu udah ditutup deh?” Aku pun berjalan menuju pintu gudang yang terbuka, tiba-tiba aku mendengar ada orang menangis setelah ku lihat ternyata di dalam ada siswi sedang menangis.
“Hey, kamu kenapa?” perlahan aku berjalan mendekati siswi tersebut. “Kenapa kamu menangis, di gudang lagi, sekarang gudang mau saya tutup sebaiknya kamu pulang!”
Saat aku hendak mau memegang bahunya, dia berbalik menatapku. Darah yang mengalir, kulit yang terkelupas terlihat jelas di matanya. Dia menerkamku seolah-olah ingin memakanku.
Saat aku hendak mau memegang bahunya, dia berbalik menatapku. Darah yang mengalir, kulit yang terkelupas terlihat jelas di matanya. Dia menerkamku seolah-olah ingin memakanku.
“Aarrggghh!! toolloonngg aaadddaa setaaaaaannnn…!!”
Tiba-tiba aku kaget saat cipratan air mengenai wajahku.
“Akhirnya kamu bangun juga, cepat nanti malah terlambat ke sekolah lihat tuh udah jam 6 pagi!” Kata wanita tersebut sambil mencipratkan air lagi ke wajahku. “makannya kata Ibu juga jangan begadang, bandel amat nih anak kalau dibilangin, sambil ngigau setan segala, makanya sebelum tidur tuh berdoa dulu biar gak diganggu setan!” wanita itu terus saja ngomel tak henti-hentinya.
“Akhirnya kamu bangun juga, cepat nanti malah terlambat ke sekolah lihat tuh udah jam 6 pagi!” Kata wanita tersebut sambil mencipratkan air lagi ke wajahku. “makannya kata Ibu juga jangan begadang, bandel amat nih anak kalau dibilangin, sambil ngigau setan segala, makanya sebelum tidur tuh berdoa dulu biar gak diganggu setan!” wanita itu terus saja ngomel tak henti-hentinya.
Masih bingung dengan apa yang telah terjadi, tiba-tiba kupingku dijewer.
“Cepetan mandi, malah bengong..”
“iya-iya, sakit tahu Bu!” gerutuku sambil mengelus-ngelus kupingku yang terasa panas.
“Cepetan mandi, malah bengong..”
“iya-iya, sakit tahu Bu!” gerutuku sambil mengelus-ngelus kupingku yang terasa panas.
Perlahan kesadaranku pulih saat air mengguyur tubuhku. Masih tidak percaya kalau ini bukan mimpi, aku coba mencubit pipiku sekali lagi.
“Awww, kalau sakit berarti bukan mimpi..”
Akhirnya setelah kejadian itu aku selalu membiasakan diri berdoa agar tidak mimpi seram lagi.
“Awww, kalau sakit berarti bukan mimpi..”
Akhirnya setelah kejadian itu aku selalu membiasakan diri berdoa agar tidak mimpi seram lagi.
Selesai
No comments:
Post a Comment